My Blog ♥ ♥
Selasa, 24 Maret 2015
In school health unit 4 (closer)
Baunya seperti parfum merek terkenal.. hmm semakin penasaran..
kuberjalan pelan namun pasti, semakin dekat wangi parfum itu semakin menyengat. sepertinya aku tau siapa orang ini. Kuintip dari balik tembok disana. Terlihat sebuah hp canggih dari korea.
saat ku intip lagi , ternyata dia Doni teman sekelasku. dia memang dikenal sebagai cowok yang lebay, dia sih ngakunya sebagai Pangeran dinegeri terpencil dengan banyak parfum disana. tapi tidak ada yang percaya.
" Don! ngapain disini? lu bolos pelajaran mtk?"tanyaku
" Eh Luna, lu ga tau ya? gue ini benci banget sama yang namanya pelajaran mtk. Lu sendiri ngapain disini?"
" Gapapa, cuma lagi bete aja.." jawabku
" Hmmm.. masa sih seorang Luna yang suka pelajaran mtk tiba tiba bete? pasti ada masalah deh! ada masalah apa Lun? cerita aja sama gue." tawar Doni
" Emang lu bisa gue percaya Don?"
" Bisalah! udah 100 cewek curhat sama gue dan ga ada yang gue bocorin tuh curhatan dia.!" jelasnya
" Hahaha.. lebay lu Don!"
" Emang apa masalah lu?" tanyanya
Akhirnya ku ceritakan semua masalahku padanya. Walau ku tak yakin dia akan menyimpan rasahia itu rapat rapat.
" Ohh.. jadi itu masalahnya.. cuma karena dia mirip cinta pertama lu dimasa kecil dulu.. ohh itu mah gampang ngatasinnya."
" Cinta pertama?" tanyaku heran
" Iya.. kalau bukan cinta apa lagi? lu benar benar ingat setiap kata kata dan perbuatannya. seperti kata lu tadi dia baik, pendiam, dan dia yang mengucapkan kata "mantap" disetiap masakanmu waktu dulu. memangnya itu bukan cinta?" jelasnya
" Gue jadi bingung. emang itu namanya cinta?"
" Ya jelas lah Lun! tapi tapi tunggu deh."
"Kenapa?" tanyaku
" Dia orang kaya kan?imut ga? suka menyembunyikan perasaannya ga?" tanya Doni dengan matanya yang berbinar.
" Huh? he'em (angguk-angguk)"
" Tuh kan bener!"
" Bener apanya?" tanyaku
" Cowok yang lu ceritain itu Riyan kan?" Ucap Doni dengan percaya diri
" Hah? hmm.. ehh gimana ya? ya kira kira begitu.." ucapku dengan wajah yang memerah
" Tuh kan gue bener! njirr Lun lu beruntung banget!"
Disela pembicaraan ku dengan Doni tiba tiba datang sesosok bayangan dibelakang Doni. kemudian Sesosok bayangan yang mencurigakan itu memegang pundak Doni.
"Kalian ngomongin apaan sih?"
Ternyata itu Riyan!. seketika jantungku berdegup kencang dan tanganku berkeringat.
" Eh Rii.. Riiyan" ucap Doni tegang dan senyumnya makin melebar.
" Kamu ga ngomong aneh aneh kan tentang ku? hmm??" tanya Riyan dengan alis nya yg naik turun.
" Enggakk.. belum aja.." ledek Doni
" Gue ga ngerti Don." ucap ku
" Ga perlu ngerti dan jangan dipikirkan Lun! mending kamu balik kekelas sana! aku ada sedikit urusan dengan si pangeran parfum ini. ya ga Don?" ucap Riyan dengan serius.
" Huh! yaudah! gue duluan Don!"
" Hey hey! aku ga dianggap nih?" protes Riyan
(menghelanafas) " Aku duluan ya Riyyaann.." ucapku dengan muka bete.
Aku pun pergi perlahan berharap dapat mendengar apa yang mereka bicarakan
" Hey! kamu ga ngomong macem macem kan? Ini rahasia! jangan dibocorkan! oke?"
Mungkin itu yang bereka bicarakan. Aku tak tau menau mengenai rahasia itu. Sebaiknya aku tidak perlu memikirkannya dan membahasnya.
Tanggal 24 November,
Hari ini adalah hari ulang tahunku. Dihari bertambahnya umurku, pagi tadi aku disambut meriah dengan berkicaunya burung camar didepan jendela kamarku, angin yang sejuk menerpa ketika kubuka jendela dengan tirai cantik berwarna ungu muda , angin itu melewati sela sela jemariku, nyanyian indah dar sahabat dan keluargaku yang datang membawa kue indah dan nikmat. Sangat menyenangkan! aku harap dihari ini dan detik ini aku dapat mengetahui apa rahasia yang disimpan oleh Riyan dan apa sebenarnya dia adalah teman masa kecilku? dan itu masih menjadi sebuah misteri...
" Lun! kamu nulis apa?" tiba tiba Riyan datang dan menarik buku diaryku.
" Ish! jangan liat liat" kutarik kembali bukuku.
" Buku itu cantik! kamu dapat dariman?"tanyanya
" Dari seseorang, aku ga tau siapa. Tapi ini cantik! warnanya biru dan ungu muda seperti kesukaanku!" jelasku keRiyan. anehnya muka Riyan saat itu merah padam.
" Mukamu kenapa? kok merah? sakit atau apa? ayo ikut ke ruang uks!"tawarku.
" Huh~ siapa yang sakit?! nih makan!" ucapnya merajuk sambil menodorkan permen lolipop besar kedepan wajahku.
" Huh? apa ini?" tanyaku
" Permen! ga pernah liat permen?" ledeknya
" Pernahlah! sini!" ucapku kesal dan mengambil permen itu.
Masih ditanggal 24 november
Saat istirahat, dia melihat diari ku. Diari hadiah ulang tahunku. Diari ini pemberian seseorang yang mengenal baik tentangku, tak ada seorangpun yang tau dari mana dan siapa yang memberikan diari ini. Dia memuji diari ini, katanya sangat cantik! aku senang sekali! dan hari ini dia memberikanku lolipop. bagaimana dia tau aku suka sekali lolipop? dan bagaimana mungkin saat ku ambil permen itu, dia tersenyum.. Manis sekali!~ senyum itu masih berbekas dipikiranku.
aku tak mengerti mengapa aku tiba tiba bisa dekat dengan Riyan. itu terjadi begitu saja tanpa alasan yang jelas. tidak disangka betapa menyenangkannya berteman dengannya. aku berharap hubungan kita akan semakin dekat.
@nurasmaazkiya
Senin, 21 Juli 2014
editing photo :3
Dihari yang cuacanya ga nentu ini gue nge-stalk fesbuk gue sendiri #efekjomblo sampe gue liat banyak foto bunga yang gue foto semasa smp dulu.. oh iya gue emng suka edit edit foto ga jelas gitu deh.. ada yang bilang bagus dan ada juga yang bilang biasa aja..
yang terakhir ini bukan bunga.. hehehe :D ini foto telepon dimuseum.. enjoy
Ga tau kenapa kalau liat bunga, pengennya difoto trus diedit dan masukin sosmed.. mungkin ini pertama kalinya gue masukin foto bunga editan gue diblog.. bagi yang baca enjoy it~
yang terakhir ini bukan bunga.. hehehe :D ini foto telepon dimuseum.. enjoy
Minggu, 08 Juni 2014
Lirik lagu Akdong musician 200%
Akdong musician- 200%
Nareul bwa
nareul bwa nareul bwa
Nal barabwa
barabwa barabwa
Neoreul bon nae
maeumsoge sarangi
Nae bonneungi
gobaek ppallihara hae
Ne juwireul
dulleossan sumanheun gyeongjaengja
Yes, i’m a
soldier for you
Sweet menteu
jangjeon balsahagi jeone
Jegundeul ip
pureona(yet wanjeon)
Ganjangkungjangkongjangjang
equalt gan kungjangjang
(yeah i’m
ready)
Achimi kkaeneun
sori morning
Baramdeureun
maket harmony
Jeomureoganeun
dalbicceun let it go
Yeomureoganeun
romance kkumkkugo (good night)
Hey baby it’s
comin’ new day
Saeroun
neukkimiya igeon
Hey wae irae
it’s common lovesick
Amuraedo
igeoneun igeoneun
It must be
L.O.V.E
200 percent,
sure of that
I want you
really
I mean really
Jeongmal iya
neol johahaneunde
Ppalgahge igeun
nae eolguri geugeol jeungmyeonghae
Nareul bwa
nareul bwa nareul bwa
Nal barabwa
barabwa barabwa
Nan strawbelly
cheoreom (very very)
Sangkeumhan
saram don’t (wolly wolly)
Eoribeori han
geudae juwi saramdeureun
Modu da igijuui
Bam najeul
georeumyeo (neol jikyeojul) nawa dalli
(geudeureun
chakireul) gwasihajiman
Bad guy jadaga
ireona
Jamkkodaerodo
neol chajne
Achimi kkaeneun
sori morning baramdeureun makes harmony
Jeomureoganeun
dalbicceun let it go yeomureoganeun romance kkumkkugo
Hello eodi
ganeun geoni(where you)
I’ll be there
nega ineun geu geori(that way)
Ajik uri sai
seomeokhaedo
Geuraedo
tryneun haebwayaji narado
It must be
L.O.V.E
200 percent,
sure of that
I want you
really
I mean really
Jeongmal iya
neol johahaneunde
Ppalgahge igeun
nae eolguri geugeol jeungmyeonghae
Cheoeumiya
ireon gibun
Meomchujil mot
hagesseo mak neomchyeo
Nuga jamga
noheun deut nae ibeun
Ne apeseo
omuljjomul an yeollyeo
Nae bureume
dwireul doraboneun
Ne du nuneul
boni
(I said)
See you
tomorrow
Oh baby it
can’t be over like this
Some one help
me
Nae mameul
jeonhal su idamyeon
Sasireun na
neol(oh please)
Johahaneunde(i’m
sure)
Modeun geol
dameun i nunbicci geugeol jeungmyeonghae
It must be
L.O.V.E
200 percent,
sure of that
I want you
really
I mean really
Jeongmal iya
neol johahaneunde
Ppalgahge igeun
nae eolguri geugeol jeungmyeonghae
It must be
L.O.V.E
Kenangan tentangmu
kenangan tentangmu
Matahari mulai tenggelam
Terlihat cahaya dijendela merah padam
Kemudian langitpun menghitam
Menjadi malam yang kelam
Dimalam yang penuh bintang
Teringat akan dirinya
Yang kucinta, yang kusayang
Mungkinkah kudapatkannya??
Awalnya semua manis madu
Dirinya berikan tatapan indah padaku
Sentuhan tangannya yang tidak disengajapun
Membuat hatiku menggebu-gebu
Saat ku tau dia cintai yang lain
Bergejolak hatiku terbakar api cemburu
Tetapi yang harus kutahu
Dirinya bukan milikku
Setiap malam ataupun siang
Masih teringat tetesan kenangan akan dirinya
Walau diakhir tak indah, aku senang
karena dengannya bisa kurasakan
indahnya jatuh cinta~
Sabtu, 22 Maret 2014
In school health unit 3 (Masa lalu Luna)
Dahulu dimana semua orang menyukaiku, dimana semua orang memanggilku "manis", dimana aku memiliki banyak teman, dimana rumahku penuh dengan mainan kesukaanku.. Tentu saja begitu! Saat itu umurku baru 7 tahun. Teman ibuku dan anaknya yang kebetulan seumuran denganku mereka sangat sering datang kerumah, anak itu nama panggilannya Ian. Aku dan Ian sangat dekat, sampai sampai kami berenang bareng dirumahku hihihi XD. Aku dari kecil suka memasak. Setiap aku membuat kue bersama ibuku, Ian yang pertama makan kue buatanku. Dan dia sangat menyukainya. Katanya "Mantaapp! melegit!". sejak saat itu, aku sangat bahagia kalau sedang memasak.
Saat kami lagi asik bermain tiba tiba datang anak lain yang semuran denganku yang berbadan gemuk, saat itu dia lebih tinggi dariku, namanya Faizal. bersama kawan kawannya, mereka mengajak ku taruhan..
(dalam bahasa anak kecil)
" Luna, cepat kamu jalan kelabirin milikmu itu? " tanya teman Faizal
" Buat apa aku kesana?, engga boleh sama mamahku."
" kenapa tidak mau, kamu harusnya mematuhi perkataanku!"
" Emang kamu siapa? kenapa aku harus mematuhi kata kamu?!"
" Aku ini bos! aku lebih kaya darimu! ibuku lebih cantik dari ibumu, dan luas rumahmu itu hanya setengah dari rumahku!"
" Aku tidak peduli.. udah ya aku pengen main sama Iyan." kataku menarik tangan Ian. Tetapi ditarik lagi sama Faizal. Dengan kemampuan karate yang dipelajarinya, Faizal langsung menyekap Ian.
" Luna! kalau kamu ga mau masuk. aku akan mencekik Ian." Ancam Faizal sambil menaruh tangannya didekat leher Ian
" Luna~~ aku takuutt~" ucap Ian ketakutan
" Lepasin dia! anak gendut yang nakall!!!" Teriakku dengan berani
" Apa kamu bilang?? gendut?! aku tidak gendut! aku ini bergizi!" Faizal marah
" Kamu itu gendut.. apa kamu tidak menyadarinya? perutmu itu sudah seperti ibu hamil tauu! balikin Ian!!"
" Diam kamu! atau kucekek teman baikmu ini!" ancamnya kembali
" lepaskan dia! baik,aku akan masuk kesana jika kamu menepati satu janji." ucapku serius
" Janji apa sih??"
" Jangan pernah menyentuh Ian lagi, jika perlu kamu jangan pernah datang kesini lagi!"
" Itu gampang.. sudah sono masuk. Ian akan aku sandera.. jika kamu tidak balik dari labirin besar itu. Iyan akan jadi budakku "
" Ian. Tunggu aku kembali!! jangan sampai dia memperbudakmu. ingat kata ibumu? kamu ga boleh sakit. jangan biarkan mereka membuat kamu sakit lagi, kamu mengerti?" kataku kepada Ian dengan bersemangat. Ian hanya mengangguk dan melepaskan tanganku.
dilabirin..
Semuanya terlihat sama, dindingnya, jalannya. sebenarnya untuk apa ibu membuat labirin ini ya? menurutku labirin ini tidak penting, kenapa labirin ini tidak dihancurkan dan diganti dengan kolam renang baru dengan perosotan yang licin? aku harap ibu akan segera menghancurkan labirin ini.
beberapa jam kemudian....
" Mana sih si Luna?? belum balik kan guys??" tanya Faizal pada kawannya
" Belum bos, gimana kalau kita kerjain tu si Ian. lumayan jadi pembantu kita bos."
" Bagus bagus.. kalau gitu sekarang suruh dia kerja! suruh dia ambilin kursi 2 dan mejanya 2 dan ambil handuk juga ambil kue diatas meja dan jangan lupa susu putih bikinan mamahnya Ian!"
" Ian kamu dengar kan kata bos? cepat ambilkan semua yang dia minta. karena sekarang kau adalah budaknya!"
" Tidak, aku tidak mau, aku sudah janji dengan Luna aku akan menunggunya sampai dia pulang.!!" Teriak Ian gemeteran.
" Ohhh... jadi sekarang kamu berani ya melawan kami!!" teriak Faizal
" Baik aku akan menurutimu! tapi jika Luna kembali. kamu akan menyesal!" ancam Ian
" Aku tidak takut anak cengeng! teman baikmu itu tidak akan kembali dan akan mati disana. dia tidak tau kalau ayahku sudah menutup pintu labirin jam 2 siang" ucap Faizal dengan sangat yakin
Ian pun menuruti semua yang mereka minta. tanpa sepegerahuan mamahnya, Ian bikin Susu sendiri. ian tidak mau ibunya tau jika dia harus melakukan semua ini. 1 jam kemudian, dia merasa lelah, pandangannya mulai berkunang. Ian teringat kata dokter bahwa dia mengidap menyakit tipus. kata mamahnya dia tidak boleh terlalu capek.
" Luna cepatlah kamu datang.. aku butuh kamu Luna"
Sementara itu di labirin..
" Dasar Faizal gendut dan bodoh! ini kan labirinku, mana mungkin aku terjebak. aku kan sudah 10 kali lewat labirin ini, walau dengan melalui pintu darurat yang ada disetiap tikungan." kataku percaya diri
sesampainya ditikungan. aku tidak bisa membuka pintu itu, aku teringat bahwa aku tidak bawa kunci darurat, tolong aku aku tidak tau jalan.
Aku berlari menyusuri labirin itu. aku menangis disepanjang labirin itu, apakah ini akhir hidupku? aku kan baru 5 tahun..
" Ibu, Ayah maafkan Luna, Luna jadi anak nakal.huhuhuhu :'("
tiba tiba datang seseorang dari pintu darurat.
" Luna bukan anak nakal kok." ucap seseorang itu dan segera memelukku
" Ayah! kenapa ayah bisa disini? Ayah sudah pulang dari kantor? Ayah, Luna sangat ketakutan." tanyaku dengan cepat.
" Aduh anak manis jangan takut ya! Ayah sudah pulang nak, Ayah liat kamu dicctv sedang menangis. jadi Ayah kesini."
" Terimakasih yah, Ayah pahlawan Luna!"
" Ayah senang jadi pahlawannya Luna. Ayo kita masuk kerumah nak!"
sesampainya dihalaman rumah..
" Ayah masuk duluan ya Luna!" ucap Ayah mengelus kepalaku
" Baik Ayah." jawabku menurut
Setelah Ayah masuk kedalam rumah, aku melihat sekitar halaman belakangku, tetapi aku tidak melihat Ian. aku memutari halaman, tetapi tidak bertemu juga.. sampai aku bertemu kawan kawan Faizal..
" Hei! aku ini menang tau, kemana Ian??" tanyaku dengan mata yang membesar
" Kami... Kamiii... sebenernya tadi Faizal yang mengajaknya kekolam renang kecil yang ada disana.. ma.. maafkan kami ya Luna, kami biarkan dia seperti itu." jawab mereka serentak
" Maksud kalian apa? aku tidak mengerti, kalian membiarkan apa? tolong beritahu yang jelas."
" Kamu liat saja sendiri, aku dan teman temanku tidak mau liat dia.." Jawab Faizal dan langsung pergi.
Aku khawatir, aku segera menuju kolam renang kecil itu, Ian basah kuyup, mungkin dia berenang disore hari yang dingin ini, mukanya pucat, tubuhnya melemas, bergetar , ibunya memeluknya dan menyuruh Ayah ku memanggil dokter, aku terkejut sahabatku bisa jadi sepeti ini.
"Maafkan aku ian, aku meninggalkanmu terlalu lama." ucapku didalam hati
aku menangis sangat kencang dan berlari sangat kencang untuk mengambil selimut ku untuk menghangatkannya.
sudah hampir jam 9 malam. Aku tetap belum bisa tertidur. Aku merasa bersalah datang terlambat pada saat itu..
" Luna belum tidur?" tanya mamah dari depan pintu kamar
" Aku kasian sama Ian.. apakah dia akan mati?" tanyaku dan menitikkan air mata
" Tidak Luna, Ian udah pulang kerumah.. kata dokter dia hanya pingsan."
" Benarkah?? huff.. "
" Kalau gitu, kamu tidur sekarang" kata mamah dan mematikan lampu kamar.
mungkin itulah terakhir kalinya aku panik luar biasa seperti itu...
" Wuaaaahhh!!! cerita lu keren banget Lun.. masa kecil lu bahagia banget pastinya kan??" Ucap Dinda begitu bersemangat
" Apa yang bahagia? sehabis itu gue ga pernah ketemu sama Ian lagi tau.." kataku menepuk pundaknya
" Ahh~ Luna, aku minta maaf"
" Hahaha.. iya gapapa.. eh tapi namanya kayak pangeran kelas kita ya" tanyaku
" Iyaya.. kemarin dia minta bekal lu dan dia sangat menyukainya. Sama seperti Ian dicerita lu itu."
" Aku juga Heran~"
" Apa jangan jangan Ian ganti nama jadi Riyan? dan pangeran kelas itu adalah Ian temen masa kecil lu?
Kami diam sejenak dan kemudian tertawa bersama.
"Hahaha ga mungkin!"
" Eh udah istirahat, aku minta bekal mu Lun" ucap Dinda
Kami pun makan bersama, hari ini sangat tenang karna tanpa diganggu oleh Mia dan kawan kawannya itu.
" Boleh makan bersama?" Riyan si pengeran kelas itu datang lagi. kali ini udah 5 kali dia meminta makan bersama kami.
" eh kamu kenapa mau sama kita? ga takut nanti fans mu itu pada protes?. lihat tuh yang lain udah pada ngeliatin kita sinis begitu." tanya Dinda dengan Lembut
" Engga, aku pengen nyobain lagi kue yang dibuat kamu.. Luna." ucapnya penuh karisma
" ohh jadi ini toh? ambil aja, yang banyak juga gapapa. ya kan Lun?" Colek Dinda kepadaku
"....."
" Eh Lun! jangan begong! muka lu itu kayak abis ngeliat hantu tau.."
" Maaf.. ini ambil saja.. kamu silahkan pergi!" Ucapku sedikit salah tingkah. entah kenapa ucapannya mirip sekali dengan Ian.
" Aku akan makan disini. boleh kan?" tanya Riyan
" Booleh aja." Dinda tersenyum'
" Engga! ga boleh. kamu silahkan makan disana aja.! kamu jangan minta untuk datang lagi dan meminta kueku!" teriakku. Semua orang dikelas dan diluar kelas pun melihat kearahku. sebagian dari mereka terbawa emosi dan ingin mencelakakan aku dan ttpi banyak yang menghalanginya.
" Hah? eh Lun lu kenapa sih? Dinda ga pernah liat lu sampai begini."
" Maaf ya, ternyata aku ini buat kalian tidak nyaman. sebelumnya aku berterima kasih ke kalian, sudah berkali kali kalian memberiku kue yang rasanya melegit." ucap Riyan tersenyum dan meninggalkan kue Luna, Luna dan Dinda.
Untuk kedua kalinya aku begong. aku kaget, sangat kaget. "melegit" bagaimana bisa? kata kata itu. kata kata Ian. Ian Nur Rahman. teman kecil ku.
Riyan pun pergi. kelasku kini sepi. karna Riyan telah pergi dari kelasku.
" Dinda. apa aku keterlaluan?" tanyaku
" Banget Lun!. gara gara lu Riyan ga masuk kelas matematika. padahal dia cinta banget mtk!" jawabnya sedikit emosi.
" Maaf Din, dia.. terlalu mirip."
" Mirip siapa? Siwon?"
" Bukan.. sudahlah lupakan saja." menutup percakapanku dengan Dinda aku menepuk pundaknya dan keluar kelas.
" Eh Luna! kamu mau kemana? sekarang bukan waktunya berkeliaran." teriak bu Guru matematika
" Maaf bu, saya izin keluar sebentar. ada sesuatu yang tertinggal."
" Baiklah,cepat kembali"
Mendengar itu aku langsung berlari. menyusuri lorong sekolah.. menaiki seluruh tangga disekolah, dan akhirnya sampai diatap sekolah..
Tak bisa kubendung tangisku. Kenapa aku sangat bodoh? Dia kan pangeran kelas, kenapa dia aku perlakukan seperti itu? kenapa? kenapa dia sangat mirip dengan Ian? Aku sangat menyesal telah mengusirnya.
" I love you, Baby I'm not a monster~" terdengar nyanyian merdu dari balik tembok itu. Suara itu menghentikan tangisku. ku intip dari lubang yang ada ditembok itu. dari jauh baunya sangat memikat. dari belakang seperti ku kenal. siapa dia?
to be continue
@nurasmaazkiya
Saat kami lagi asik bermain tiba tiba datang anak lain yang semuran denganku yang berbadan gemuk, saat itu dia lebih tinggi dariku, namanya Faizal. bersama kawan kawannya, mereka mengajak ku taruhan..
(dalam bahasa anak kecil)
" Luna, cepat kamu jalan kelabirin milikmu itu? " tanya teman Faizal
" Buat apa aku kesana?, engga boleh sama mamahku."
" kenapa tidak mau, kamu harusnya mematuhi perkataanku!"
" Emang kamu siapa? kenapa aku harus mematuhi kata kamu?!"
" Aku ini bos! aku lebih kaya darimu! ibuku lebih cantik dari ibumu, dan luas rumahmu itu hanya setengah dari rumahku!"
" Aku tidak peduli.. udah ya aku pengen main sama Iyan." kataku menarik tangan Ian. Tetapi ditarik lagi sama Faizal. Dengan kemampuan karate yang dipelajarinya, Faizal langsung menyekap Ian.
" Luna! kalau kamu ga mau masuk. aku akan mencekik Ian." Ancam Faizal sambil menaruh tangannya didekat leher Ian
" Luna~~ aku takuutt~" ucap Ian ketakutan
" Lepasin dia! anak gendut yang nakall!!!" Teriakku dengan berani
" Apa kamu bilang?? gendut?! aku tidak gendut! aku ini bergizi!" Faizal marah
" Kamu itu gendut.. apa kamu tidak menyadarinya? perutmu itu sudah seperti ibu hamil tauu! balikin Ian!!"
" Diam kamu! atau kucekek teman baikmu ini!" ancamnya kembali
" lepaskan dia! baik,aku akan masuk kesana jika kamu menepati satu janji." ucapku serius
" Janji apa sih??"
" Jangan pernah menyentuh Ian lagi, jika perlu kamu jangan pernah datang kesini lagi!"
" Itu gampang.. sudah sono masuk. Ian akan aku sandera.. jika kamu tidak balik dari labirin besar itu. Iyan akan jadi budakku "
" Ian. Tunggu aku kembali!! jangan sampai dia memperbudakmu. ingat kata ibumu? kamu ga boleh sakit. jangan biarkan mereka membuat kamu sakit lagi, kamu mengerti?" kataku kepada Ian dengan bersemangat. Ian hanya mengangguk dan melepaskan tanganku.
dilabirin..
Semuanya terlihat sama, dindingnya, jalannya. sebenarnya untuk apa ibu membuat labirin ini ya? menurutku labirin ini tidak penting, kenapa labirin ini tidak dihancurkan dan diganti dengan kolam renang baru dengan perosotan yang licin? aku harap ibu akan segera menghancurkan labirin ini.
beberapa jam kemudian....
" Mana sih si Luna?? belum balik kan guys??" tanya Faizal pada kawannya
" Belum bos, gimana kalau kita kerjain tu si Ian. lumayan jadi pembantu kita bos."
" Bagus bagus.. kalau gitu sekarang suruh dia kerja! suruh dia ambilin kursi 2 dan mejanya 2 dan ambil handuk juga ambil kue diatas meja dan jangan lupa susu putih bikinan mamahnya Ian!"
" Ian kamu dengar kan kata bos? cepat ambilkan semua yang dia minta. karena sekarang kau adalah budaknya!"
" Tidak, aku tidak mau, aku sudah janji dengan Luna aku akan menunggunya sampai dia pulang.!!" Teriak Ian gemeteran.
" Ohhh... jadi sekarang kamu berani ya melawan kami!!" teriak Faizal
" Baik aku akan menurutimu! tapi jika Luna kembali. kamu akan menyesal!" ancam Ian
" Aku tidak takut anak cengeng! teman baikmu itu tidak akan kembali dan akan mati disana. dia tidak tau kalau ayahku sudah menutup pintu labirin jam 2 siang" ucap Faizal dengan sangat yakin
Ian pun menuruti semua yang mereka minta. tanpa sepegerahuan mamahnya, Ian bikin Susu sendiri. ian tidak mau ibunya tau jika dia harus melakukan semua ini. 1 jam kemudian, dia merasa lelah, pandangannya mulai berkunang. Ian teringat kata dokter bahwa dia mengidap menyakit tipus. kata mamahnya dia tidak boleh terlalu capek.
" Luna cepatlah kamu datang.. aku butuh kamu Luna"
Sementara itu di labirin..
" Dasar Faizal gendut dan bodoh! ini kan labirinku, mana mungkin aku terjebak. aku kan sudah 10 kali lewat labirin ini, walau dengan melalui pintu darurat yang ada disetiap tikungan." kataku percaya diri
sesampainya ditikungan. aku tidak bisa membuka pintu itu, aku teringat bahwa aku tidak bawa kunci darurat, tolong aku aku tidak tau jalan.
Aku berlari menyusuri labirin itu. aku menangis disepanjang labirin itu, apakah ini akhir hidupku? aku kan baru 5 tahun..
" Ibu, Ayah maafkan Luna, Luna jadi anak nakal.huhuhuhu :'("
tiba tiba datang seseorang dari pintu darurat.
" Luna bukan anak nakal kok." ucap seseorang itu dan segera memelukku
" Ayah! kenapa ayah bisa disini? Ayah sudah pulang dari kantor? Ayah, Luna sangat ketakutan." tanyaku dengan cepat.
" Aduh anak manis jangan takut ya! Ayah sudah pulang nak, Ayah liat kamu dicctv sedang menangis. jadi Ayah kesini."
" Terimakasih yah, Ayah pahlawan Luna!"
" Ayah senang jadi pahlawannya Luna. Ayo kita masuk kerumah nak!"
sesampainya dihalaman rumah..
" Ayah masuk duluan ya Luna!" ucap Ayah mengelus kepalaku
" Baik Ayah." jawabku menurut
Setelah Ayah masuk kedalam rumah, aku melihat sekitar halaman belakangku, tetapi aku tidak melihat Ian. aku memutari halaman, tetapi tidak bertemu juga.. sampai aku bertemu kawan kawan Faizal..
" Hei! aku ini menang tau, kemana Ian??" tanyaku dengan mata yang membesar
" Kami... Kamiii... sebenernya tadi Faizal yang mengajaknya kekolam renang kecil yang ada disana.. ma.. maafkan kami ya Luna, kami biarkan dia seperti itu." jawab mereka serentak
" Maksud kalian apa? aku tidak mengerti, kalian membiarkan apa? tolong beritahu yang jelas."
" Kamu liat saja sendiri, aku dan teman temanku tidak mau liat dia.." Jawab Faizal dan langsung pergi.
Aku khawatir, aku segera menuju kolam renang kecil itu, Ian basah kuyup, mungkin dia berenang disore hari yang dingin ini, mukanya pucat, tubuhnya melemas, bergetar , ibunya memeluknya dan menyuruh Ayah ku memanggil dokter, aku terkejut sahabatku bisa jadi sepeti ini.
"Maafkan aku ian, aku meninggalkanmu terlalu lama." ucapku didalam hati
aku menangis sangat kencang dan berlari sangat kencang untuk mengambil selimut ku untuk menghangatkannya.
sudah hampir jam 9 malam. Aku tetap belum bisa tertidur. Aku merasa bersalah datang terlambat pada saat itu..
" Luna belum tidur?" tanya mamah dari depan pintu kamar
" Aku kasian sama Ian.. apakah dia akan mati?" tanyaku dan menitikkan air mata
" Tidak Luna, Ian udah pulang kerumah.. kata dokter dia hanya pingsan."
" Benarkah?? huff.. "
" Kalau gitu, kamu tidur sekarang" kata mamah dan mematikan lampu kamar.
mungkin itulah terakhir kalinya aku panik luar biasa seperti itu...
" Wuaaaahhh!!! cerita lu keren banget Lun.. masa kecil lu bahagia banget pastinya kan??" Ucap Dinda begitu bersemangat
" Apa yang bahagia? sehabis itu gue ga pernah ketemu sama Ian lagi tau.." kataku menepuk pundaknya
" Ahh~ Luna, aku minta maaf"
" Hahaha.. iya gapapa.. eh tapi namanya kayak pangeran kelas kita ya" tanyaku
" Iyaya.. kemarin dia minta bekal lu dan dia sangat menyukainya. Sama seperti Ian dicerita lu itu."
" Aku juga Heran~"
" Apa jangan jangan Ian ganti nama jadi Riyan? dan pangeran kelas itu adalah Ian temen masa kecil lu?
Kami diam sejenak dan kemudian tertawa bersama.
"Hahaha ga mungkin!"
" Eh udah istirahat, aku minta bekal mu Lun" ucap Dinda
Kami pun makan bersama, hari ini sangat tenang karna tanpa diganggu oleh Mia dan kawan kawannya itu.
" Boleh makan bersama?" Riyan si pengeran kelas itu datang lagi. kali ini udah 5 kali dia meminta makan bersama kami.
" eh kamu kenapa mau sama kita? ga takut nanti fans mu itu pada protes?. lihat tuh yang lain udah pada ngeliatin kita sinis begitu." tanya Dinda dengan Lembut
" Engga, aku pengen nyobain lagi kue yang dibuat kamu.. Luna." ucapnya penuh karisma
" ohh jadi ini toh? ambil aja, yang banyak juga gapapa. ya kan Lun?" Colek Dinda kepadaku
"....."
" Eh Lun! jangan begong! muka lu itu kayak abis ngeliat hantu tau.."
" Maaf.. ini ambil saja.. kamu silahkan pergi!" Ucapku sedikit salah tingkah. entah kenapa ucapannya mirip sekali dengan Ian.
" Aku akan makan disini. boleh kan?" tanya Riyan
" Booleh aja." Dinda tersenyum'
" Engga! ga boleh. kamu silahkan makan disana aja.! kamu jangan minta untuk datang lagi dan meminta kueku!" teriakku. Semua orang dikelas dan diluar kelas pun melihat kearahku. sebagian dari mereka terbawa emosi dan ingin mencelakakan aku dan ttpi banyak yang menghalanginya.
" Hah? eh Lun lu kenapa sih? Dinda ga pernah liat lu sampai begini."
" Maaf ya, ternyata aku ini buat kalian tidak nyaman. sebelumnya aku berterima kasih ke kalian, sudah berkali kali kalian memberiku kue yang rasanya melegit." ucap Riyan tersenyum dan meninggalkan kue Luna, Luna dan Dinda.
Untuk kedua kalinya aku begong. aku kaget, sangat kaget. "melegit" bagaimana bisa? kata kata itu. kata kata Ian. Ian Nur Rahman. teman kecil ku.
Riyan pun pergi. kelasku kini sepi. karna Riyan telah pergi dari kelasku.
" Dinda. apa aku keterlaluan?" tanyaku
" Banget Lun!. gara gara lu Riyan ga masuk kelas matematika. padahal dia cinta banget mtk!" jawabnya sedikit emosi.
" Maaf Din, dia.. terlalu mirip."
" Mirip siapa? Siwon?"
" Bukan.. sudahlah lupakan saja." menutup percakapanku dengan Dinda aku menepuk pundaknya dan keluar kelas.
" Eh Luna! kamu mau kemana? sekarang bukan waktunya berkeliaran." teriak bu Guru matematika
" Maaf bu, saya izin keluar sebentar. ada sesuatu yang tertinggal."
" Baiklah,cepat kembali"
Mendengar itu aku langsung berlari. menyusuri lorong sekolah.. menaiki seluruh tangga disekolah, dan akhirnya sampai diatap sekolah..
Tak bisa kubendung tangisku. Kenapa aku sangat bodoh? Dia kan pangeran kelas, kenapa dia aku perlakukan seperti itu? kenapa? kenapa dia sangat mirip dengan Ian? Aku sangat menyesal telah mengusirnya.
" I love you, Baby I'm not a monster~" terdengar nyanyian merdu dari balik tembok itu. Suara itu menghentikan tangisku. ku intip dari lubang yang ada ditembok itu. dari jauh baunya sangat memikat. dari belakang seperti ku kenal. siapa dia?
to be continue
@nurasmaazkiya
Selasa, 30 Juli 2013
In school health unit 2 (Rencana super)
lanjutan In school health unit (pertemuan) ...
" Gimana? ibunya mau ga?" tanya Dinda dari belakang pohon
" Lebay amat sih lu! ini bukan acara menangkap teroris tau! kita cuma pengen minta struk sama ibu kantin kan??" jawabku sewot.
" Lu juga lebay! ihhh.. emng lu ga tau ya?? parahh dahh.. lu sekolah disini ga tau isu ttng ibu kantin ya?" bisik Dinda. ucapannya buatku penasaran.
" Hah?! ada isunya ya? hehehe.. lu kan tau gue gmn, mana berani gue ikutan gosip, yg ada gue yg bonyok..udah gitu gue kan bawa bekal setiap hari.. emng apaan tuh?" tanyaku balik berbisik.
" Dia tuh pernah bunuh siswa yang nakal, terus dimutilasi udh gitu dijadiin sop ayam eh bisa dibilang sop manusia buat dikantin kita. gimana ga ngeri gue." Jelas Dinda dengan mata melotot.
" Ya ampun Din, lu masih percaya yang begituan? gue tau kok itu isu bohongan.. isu itu yang bikin si Mia sama kawan kawannya, gue kan suka ada dideket mereka jdi dengerlah dikit dikit.. lagian juga kita bukan anak nakal kan? ga usah takut, emng lu anak nakal?" tanyaku sedikit tertawa.
Dinda hanya terdiam
" Hahaha lu kenapa Din? lu anak bandel ya?? hati hati loh, anak bandel ntar dicincang sma ibu kantin hahahaha #tertawa jahat." Ejekku
" Ihh.. jangan nakutin gue.. gue anak bandel, gue ga mau masuk ah!" Dinda ketakutan
" Emang lu ngapain Din? lu nyuri hpnya ibu kantin? atau lu curi suaminya??" Ejekku lagi.
" Sutt.. enak saja! gue ga bakalan ngambil hp atau suaminya! hp esia bekas kok gue ambil?? ya kagak lah! masih mending kalau baru.." Cetus Dinda.
" hoo~ kirain lu berminat.. yasudah ayo kita minta struk belanja!" Ajakku
" T..ta..tap..tapi gue takut Lun.. serius dah" Ucap Dinda gemeteran.
" Dinda Gagap.. tenang sa..sa..saja. Ibunya ba..ba.ik kookk!" Ejekku mengikuti gaya Aziz gagap.
" Ihh.. Iya dah tpi tunggu bentar ya, gue mau ambil sesuatu, Luna gagap." Dinda balik mengejek.
" Kan yang gagap tadi lu" aku membela diri.
" Luna pelupa dih.. barusan lu juga gagap tau.." ucap Dinda dengan nada mengejek.
" Ah~ whatever.. sonolah buruan Dinda.."
Sementara Dinda mengambil barang, ibu menelponku...
" Sayang, Ibu sepertinya lembur. ditoko ibu ada masalah.. abang antar baju bisanya datang jam 12 malam, jdi ibu pulannya telat. kamu bisa kan dirumah sendirian? kuncinya ada dirumah bi ijah."
" Jam 12 malam??! ibu sampai rumah jam berapa?! bisa bisa jam 4 baru sampai, kan jauh.. kok sendirian? memang ayah kemana?? " tanyaku penasaran.
" Ayahmu kan juga lembur nak, kamu lupa? Ayahmu ada tugas diluar kota. mungkin akan pulang besok, kalau ibu pulang subuh, kalau bisa jam 2 malem Ibu langsung berangkat pulang." jelas ibu.
" Boleh aku ajak Dinda menginap? adik? dia ikut ibu? "
" Boleh nak.. tapi dia harus izin orang tuanya dulu. iyalah.. nnti kalau dia nangis atau poop kamu mau ngusurin??" tanya ibu
" Ih engga ah! bawa aja bawa.." ucapku jijik
" Sudah ya, ibu mau berangkat, jngn lupa makan. bahan masakan sudah tersedia. asslammualaikum"
" Iya, Waalaikumsalam."
Selesai menelpon, Dinda juga belum datang. aku bingung sebenarnya dia mengambil apa lama sekali. aku mondar mandir menunggu Dinda tak kunjung datang. padahal jam istirahat tinggal 20 menit lagi.
beberapa detik kemudian di berlari sangat cepat, saking cepatnya, dia sembat menabrak tiang dan tembok sekolah dengan membawa barang yang benar benar tidak masuk akal. bisa dibilang lebay banget deh!~
" Dinda lu ngapain? bawa itu tutup panci bekas praktek tdi, udah gitu bawa kardus segala pke diiket dibadan lu, pke segala kacamata renang, pantesan jalannya nabrak tiang gitu.. emng kita mau melawan monster apa?! please deh jangan lebay #nyanyidulu" ucapku dengan muka datar.
" Tapi Lun, gue bener bener ngeri!.. yang penting sekarang gue aman. tutup panci buat kalau dia mau nusuk gue, gue halang pke ini, trus kardus kalau dia nusuk perut gue, nanti yg ketusuk duluan kardusnya bukan gue. terus kacamata renang, kalau dia mengeluarkan jurus hipnotis gue ga akan kena!." Jelas Dinda panjang lebar memperkenalkan perlaratannya. Aku hanya terdiam dengan ekspresi wajah melihat orang aneh. sebenernya memang dia aneh..
" Lu mau Lun?? ntar gue ambilin nih" tawar Dinda
" Ga usah terimakasih."
Sesampai dikantin...
kantin sudah sepi. 35 menit istirahat memang terlalu lama, semua siswa dan siswi sudah keluar kantin untuk duduk ditaman yang sejuk, 15 menit lagi sudah bel, ttpi kita baru datang kekantin, semua karena Dinda yang terlalu penakut.. hihihi
" Bu, beli jusnya 2.. sama boleh ga saya minta struknya bisa kan?" mintaku sopan
" Iya bisa, jus yang 10rb atau yang 15rb cantik?" tanya ibu kantin memujiku
" Terimakasih bu, yang 10rb saja, sama bolehkan saya minta catetan ibu kalau harga dikantin sudah naik?"
" Ohh.. boleh tentu saja.. ngomong ngomong teman kamu kenapa dik? kok mukanya ketakutan begitu.. lalu bajunya juga.." Ibu kantin heran melihat Dinda.
" Ibu tidak boleh menusuk saya! saya anak baik baik! ibu ga akan bisa memutilasi saya!!" teriak Dinda pada ibu kantin. Serontak ibu kantin kaget.
" Heleh heleh.. ibu disangka pembunuh nih sama neng Dinda ya??" Ibu kantin tertawa kecil
" Ibu! saya beneran nih! awas ya kalau ibu udah jadiin saya dan teman saya sop manusia! saya akan bawa ibu kekantor polisi! dan ibu tau nama saya dari mana?! ini bahaya ini bahaya!" ucap Dinda dengan ekspresi ketakutan yang luar biasa.
" Tau dari baju kamu tuh, ada tulisannya Adinda putri! jelas sekali.. lagipula kalau ibu mutilasi kalian, bagaimana bisa Dinda melapor kekantor polisi? kan sudah dimutilasi.." Ibu kantin tertawa.
" Bisa! arwah Dinda yang akan ngelaporin!" Jawab Dinda salting.
" Hahaha.. tenang atuh Din, ibu ga akan mutilasi kamu.. itu cuma isu bohongan. Mia yang membuat isu itu.. jangan percaya kayak gituan atuh neng Dinda, Kalau ibu mutilasi siswa, masa ibu masih bekerja disini?" Kali ini ibu kantin tertawanya lama sekali.
" Tuhkan apa gue bilang Din, lu sih ga percaya sama gue!" protesku pada Dinda
" Jadi bohongan nih?? huff.. tenang deh gue Lun.. Maaf ya bu, saya bersikap lancang dan menuduh ibu kantin." Ucap Dinda dan salim kpd Ibu kantin.
" Iya nak Dinda, panggilnya Ibu Riana aja, masa ibu Kantin.. hehehe" tawar Ibu Riana
" Iya bu."
Beberapa saat setelah dari kantin dengan membawa 2 gelas jus beserta catatan harga yang naik dan struk belanjaan, kami berdua masuk kedalam kelas.
Didalam kelas sudah menunggu Mia dengan Riyan yang tangannya dipenggang paksa oleh Mia.
" Lama amat sih lo! Riyan udah kehausan nih kasian dia." Cetus Mia
" Maaf Mia, ini jusnya.." Jawabku sopan
" Mana kembaliannya?! lo ambil lagi yak! dasar lu cewek pencuri! bisanya ngambil duit orang! tau ga lo? itu tuh haram! lu pke kerudung tpi mencuri dasar kerdus!! kerudung dusta!!" teriak Mia membuat seluaruh siswa dan siswi dikelas mengerubuti kami dan berteriak " Ayo! ayo! ayo!"
" Maaf ya, Tapi aku tuh ga ngambil uang kamu sama sekali, aku tuh sudah bilang kekamu, kalau harga makanan dikantin naik, dan kamu tidak mendengarkan." Jawabku memelas
" Eh asal lo tau ya, gue ini ga budek!! gue denger, gue cuma ga percaya sama omongan si cewek culun!"
" Kemaren emang kamu ga percaya, tapi sekarang pasti kamu percaya!" ucapku berani.
" Bener tuh!" Dinda ikut ikutan.
" Diem lo! Gue ga akan percaya kalau ga ada bukti sekarang juga, dan gue ga mau kekantin buat nge-cek harga ya! ga level banget princes kayak gue disuruh jalan jauh kekantin! yang pasti kalau itu bener gue akan nyuruh orang lain untuk beliin makan gue!" Tantang Mia berani.
" oke! kalau aku punya bukti, kamu ga boleh memilih aku ataupun Dinda untuk jadi pembantu tanpa bayaran kamu!" Aku memastikan.
" oke."
Sejenak dia rapat dengan temannya, sepertinya semua temannya memang tidak tau kalau harga naik, karna mereka juga menyuruhku untuk kekantin, lagipula dikelas ini yang kekantin cuma beberapa saja, yang lain membawa bekal.
" Sudah rapatnya?" tanyaku
" Sudah! mana buktinya!" teriak Mia
" Ini!"
Kuberikan selembar kertas yang bertuliskan cetakan komputer harga makanan. semua harga sudah naik, Mia dan teman temannya terbelalak melihat selembar kertas itu, mungkin dia kaget, harganya memang menaik 1000 rupiah. Dan mereka lebih kaget lagi setelah aku memberikan struk beserta tanda tangan ibu kantin eh maksudnya ibu Riana dengan pulpen yang tebal. Aku dan Dinda tersenyum bahagia membayangkan bagaimana rasanya aku terbebas dari suruhan Mia untuk kekantin yang berjarak cukup jauh dari kelas kami. Aku membayangkan bisa makan bekal buatanku sepuasnya sampai habis tak tersisa, dan siDinda membayangkan dia meminta bekalku yang katanya enak dengan tenang..
Semua orang dikelas tertawa melihat Mia dan temannya yang kebingunggan. Mereka berkata." Emang enak loh! hahahaha"
" Ahh!! Sial! Kali ini gue emang kalah, tpi lain kali gue ga akan membiarkan kalian membuat gue dan temen temen gue malu didepan kelas!! ayo Riyan!" Ucap Mia menutupi wajahnya.
" Sudah malu masih aja menggangin Riyan, kasian dia ikutan malu gara gara lu! hahaha" Ejek Dinda.
" Sutt.. biarin aja dia udah malu banget tuh hehehe jahat ya kita" Bisikku pada Dinda
" Sekali kali membela diri dan melawan orng jahat apa salahnya?" tanya Dinda
" Ihh kamu sekarang tuh lagi meremehkan atau bisa dibilang tertawa diatas penderitaan orang lain tau!" jelasku
" Iya bu Ustazah" ledek Dinda.
Kami pun pulang, Dinda tidak bisa menginap dirumahku karena ada sepupunya dari singapur mau datang berkunjung kerumahnya, aku jadi sendirian dirumah memikirkan menu apa yang harus dibuat besok walau tak ada daging steak kesukaan Dinda. sebenarnya aku mau bikin masakan kesuaanku dan temanku dulu waktu kecil, memang sederhana sekali, mungkin akan aku campur bahan lain supaya sebih mantap. Aku bahagia sekali bisa terlepas dari jeratan Mia untuk hari ini, mungkin seminggu. setelah itu pasti ada rencana yang akan dia lakukan lagi.
Keesokan harinya Mia dan temannya terpaksa jalan sendiri kekantin, mereka sampai sampai rela membawa sepatu roda untuk kekantin. mereka memang pemalas ckckck.. tapi biarlah mereka lakukan apa yang mereka mau, sekarang kita berdua bisa makan bekal dengan tenang. walau hari ini menunya bukan kesukaan Dinda, tapi Dinda tetap makan dengan lahap.
" Woahh!! enak mpok! kayak masakan restoran! mantap tap tap!!" Puji Dinda dengan mulut yang masih penuh nasi.
" Alhamdulillah deh.. abisin.. gue sengaja bikin banyak kusus buat Dinda tercinta."
" Haha, iya makasih banyak Lun, besok bikin lagi, kalau perlu lu buka restoran biar gue beli tiap hari."
Kami tertawa bersama, tiba tiba datang seseorang dari belakangku, Dinda hampir tersedak melihat orang itu menghampiri bangku yang kami berdua duduki.
" Hai, Culun??" Cowok itu tak tau namaku.
" Enak saja culun, dia Luna!" ucap Dinda Sewot.
" Iya, maaf, Luna.. boleh aku mencicipi masakanmu?" tanya cowok itu.
" Eh, boleh boleh." jawabku dengan muka yang bingung. Sambil melihatnya aku berfikir...Kenapa ada Riyan disini?!! kenapa dia meminta bekalku??!!! dan duduk disebelahku!! karna bekal sederhana ini?!!! ahhh!! ini mimpi??!! ini anehhh!!! waaaaahhhhhhhh!!!....
to be continue
" Gimana? ibunya mau ga?" tanya Dinda dari belakang pohon
" Lebay amat sih lu! ini bukan acara menangkap teroris tau! kita cuma pengen minta struk sama ibu kantin kan??" jawabku sewot.
" Lu juga lebay! ihhh.. emng lu ga tau ya?? parahh dahh.. lu sekolah disini ga tau isu ttng ibu kantin ya?" bisik Dinda. ucapannya buatku penasaran.
" Hah?! ada isunya ya? hehehe.. lu kan tau gue gmn, mana berani gue ikutan gosip, yg ada gue yg bonyok..udah gitu gue kan bawa bekal setiap hari.. emng apaan tuh?" tanyaku balik berbisik.
" Dia tuh pernah bunuh siswa yang nakal, terus dimutilasi udh gitu dijadiin sop ayam eh bisa dibilang sop manusia buat dikantin kita. gimana ga ngeri gue." Jelas Dinda dengan mata melotot.
" Ya ampun Din, lu masih percaya yang begituan? gue tau kok itu isu bohongan.. isu itu yang bikin si Mia sama kawan kawannya, gue kan suka ada dideket mereka jdi dengerlah dikit dikit.. lagian juga kita bukan anak nakal kan? ga usah takut, emng lu anak nakal?" tanyaku sedikit tertawa.
Dinda hanya terdiam
" Hahaha lu kenapa Din? lu anak bandel ya?? hati hati loh, anak bandel ntar dicincang sma ibu kantin hahahaha #tertawa jahat." Ejekku
" Ihh.. jangan nakutin gue.. gue anak bandel, gue ga mau masuk ah!" Dinda ketakutan
" Emang lu ngapain Din? lu nyuri hpnya ibu kantin? atau lu curi suaminya??" Ejekku lagi.
" Sutt.. enak saja! gue ga bakalan ngambil hp atau suaminya! hp esia bekas kok gue ambil?? ya kagak lah! masih mending kalau baru.." Cetus Dinda.
" hoo~ kirain lu berminat.. yasudah ayo kita minta struk belanja!" Ajakku
" T..ta..tap..tapi gue takut Lun.. serius dah" Ucap Dinda gemeteran.
" Dinda Gagap.. tenang sa..sa..saja. Ibunya ba..ba.ik kookk!" Ejekku mengikuti gaya Aziz gagap.
" Ihh.. Iya dah tpi tunggu bentar ya, gue mau ambil sesuatu, Luna gagap." Dinda balik mengejek.
" Kan yang gagap tadi lu" aku membela diri.
" Luna pelupa dih.. barusan lu juga gagap tau.." ucap Dinda dengan nada mengejek.
" Ah~ whatever.. sonolah buruan Dinda.."
Sementara Dinda mengambil barang, ibu menelponku...
" Sayang, Ibu sepertinya lembur. ditoko ibu ada masalah.. abang antar baju bisanya datang jam 12 malam, jdi ibu pulannya telat. kamu bisa kan dirumah sendirian? kuncinya ada dirumah bi ijah."
" Jam 12 malam??! ibu sampai rumah jam berapa?! bisa bisa jam 4 baru sampai, kan jauh.. kok sendirian? memang ayah kemana?? " tanyaku penasaran.
" Ayahmu kan juga lembur nak, kamu lupa? Ayahmu ada tugas diluar kota. mungkin akan pulang besok, kalau ibu pulang subuh, kalau bisa jam 2 malem Ibu langsung berangkat pulang." jelas ibu.
" Boleh aku ajak Dinda menginap? adik? dia ikut ibu? "
" Boleh nak.. tapi dia harus izin orang tuanya dulu. iyalah.. nnti kalau dia nangis atau poop kamu mau ngusurin??" tanya ibu
" Ih engga ah! bawa aja bawa.." ucapku jijik
" Sudah ya, ibu mau berangkat, jngn lupa makan. bahan masakan sudah tersedia. asslammualaikum"
" Iya, Waalaikumsalam."
Selesai menelpon, Dinda juga belum datang. aku bingung sebenarnya dia mengambil apa lama sekali. aku mondar mandir menunggu Dinda tak kunjung datang. padahal jam istirahat tinggal 20 menit lagi.
beberapa detik kemudian di berlari sangat cepat, saking cepatnya, dia sembat menabrak tiang dan tembok sekolah dengan membawa barang yang benar benar tidak masuk akal. bisa dibilang lebay banget deh!~
" Dinda lu ngapain? bawa itu tutup panci bekas praktek tdi, udah gitu bawa kardus segala pke diiket dibadan lu, pke segala kacamata renang, pantesan jalannya nabrak tiang gitu.. emng kita mau melawan monster apa?! please deh jangan lebay #nyanyidulu" ucapku dengan muka datar.
" Tapi Lun, gue bener bener ngeri!.. yang penting sekarang gue aman. tutup panci buat kalau dia mau nusuk gue, gue halang pke ini, trus kardus kalau dia nusuk perut gue, nanti yg ketusuk duluan kardusnya bukan gue. terus kacamata renang, kalau dia mengeluarkan jurus hipnotis gue ga akan kena!." Jelas Dinda panjang lebar memperkenalkan perlaratannya. Aku hanya terdiam dengan ekspresi wajah melihat orang aneh. sebenernya memang dia aneh..
" Lu mau Lun?? ntar gue ambilin nih" tawar Dinda
" Ga usah terimakasih."
Sesampai dikantin...
kantin sudah sepi. 35 menit istirahat memang terlalu lama, semua siswa dan siswi sudah keluar kantin untuk duduk ditaman yang sejuk, 15 menit lagi sudah bel, ttpi kita baru datang kekantin, semua karena Dinda yang terlalu penakut.. hihihi
" Bu, beli jusnya 2.. sama boleh ga saya minta struknya bisa kan?" mintaku sopan
" Iya bisa, jus yang 10rb atau yang 15rb cantik?" tanya ibu kantin memujiku
" Terimakasih bu, yang 10rb saja, sama bolehkan saya minta catetan ibu kalau harga dikantin sudah naik?"
" Ohh.. boleh tentu saja.. ngomong ngomong teman kamu kenapa dik? kok mukanya ketakutan begitu.. lalu bajunya juga.." Ibu kantin heran melihat Dinda.
" Ibu tidak boleh menusuk saya! saya anak baik baik! ibu ga akan bisa memutilasi saya!!" teriak Dinda pada ibu kantin. Serontak ibu kantin kaget.
" Heleh heleh.. ibu disangka pembunuh nih sama neng Dinda ya??" Ibu kantin tertawa kecil
" Ibu! saya beneran nih! awas ya kalau ibu udah jadiin saya dan teman saya sop manusia! saya akan bawa ibu kekantor polisi! dan ibu tau nama saya dari mana?! ini bahaya ini bahaya!" ucap Dinda dengan ekspresi ketakutan yang luar biasa.
" Tau dari baju kamu tuh, ada tulisannya Adinda putri! jelas sekali.. lagipula kalau ibu mutilasi kalian, bagaimana bisa Dinda melapor kekantor polisi? kan sudah dimutilasi.." Ibu kantin tertawa.
" Bisa! arwah Dinda yang akan ngelaporin!" Jawab Dinda salting.
" Hahaha.. tenang atuh Din, ibu ga akan mutilasi kamu.. itu cuma isu bohongan. Mia yang membuat isu itu.. jangan percaya kayak gituan atuh neng Dinda, Kalau ibu mutilasi siswa, masa ibu masih bekerja disini?" Kali ini ibu kantin tertawanya lama sekali.
" Tuhkan apa gue bilang Din, lu sih ga percaya sama gue!" protesku pada Dinda
" Jadi bohongan nih?? huff.. tenang deh gue Lun.. Maaf ya bu, saya bersikap lancang dan menuduh ibu kantin." Ucap Dinda dan salim kpd Ibu kantin.
" Iya nak Dinda, panggilnya Ibu Riana aja, masa ibu Kantin.. hehehe" tawar Ibu Riana
" Iya bu."
Beberapa saat setelah dari kantin dengan membawa 2 gelas jus beserta catatan harga yang naik dan struk belanjaan, kami berdua masuk kedalam kelas.
Didalam kelas sudah menunggu Mia dengan Riyan yang tangannya dipenggang paksa oleh Mia.
" Lama amat sih lo! Riyan udah kehausan nih kasian dia." Cetus Mia
" Maaf Mia, ini jusnya.." Jawabku sopan
" Mana kembaliannya?! lo ambil lagi yak! dasar lu cewek pencuri! bisanya ngambil duit orang! tau ga lo? itu tuh haram! lu pke kerudung tpi mencuri dasar kerdus!! kerudung dusta!!" teriak Mia membuat seluaruh siswa dan siswi dikelas mengerubuti kami dan berteriak " Ayo! ayo! ayo!"
" Maaf ya, Tapi aku tuh ga ngambil uang kamu sama sekali, aku tuh sudah bilang kekamu, kalau harga makanan dikantin naik, dan kamu tidak mendengarkan." Jawabku memelas
" Eh asal lo tau ya, gue ini ga budek!! gue denger, gue cuma ga percaya sama omongan si cewek culun!"
" Kemaren emang kamu ga percaya, tapi sekarang pasti kamu percaya!" ucapku berani.
" Bener tuh!" Dinda ikut ikutan.
" Diem lo! Gue ga akan percaya kalau ga ada bukti sekarang juga, dan gue ga mau kekantin buat nge-cek harga ya! ga level banget princes kayak gue disuruh jalan jauh kekantin! yang pasti kalau itu bener gue akan nyuruh orang lain untuk beliin makan gue!" Tantang Mia berani.
" oke! kalau aku punya bukti, kamu ga boleh memilih aku ataupun Dinda untuk jadi pembantu tanpa bayaran kamu!" Aku memastikan.
" oke."
Sejenak dia rapat dengan temannya, sepertinya semua temannya memang tidak tau kalau harga naik, karna mereka juga menyuruhku untuk kekantin, lagipula dikelas ini yang kekantin cuma beberapa saja, yang lain membawa bekal.
" Sudah rapatnya?" tanyaku
" Sudah! mana buktinya!" teriak Mia
" Ini!"
Kuberikan selembar kertas yang bertuliskan cetakan komputer harga makanan. semua harga sudah naik, Mia dan teman temannya terbelalak melihat selembar kertas itu, mungkin dia kaget, harganya memang menaik 1000 rupiah. Dan mereka lebih kaget lagi setelah aku memberikan struk beserta tanda tangan ibu kantin eh maksudnya ibu Riana dengan pulpen yang tebal. Aku dan Dinda tersenyum bahagia membayangkan bagaimana rasanya aku terbebas dari suruhan Mia untuk kekantin yang berjarak cukup jauh dari kelas kami. Aku membayangkan bisa makan bekal buatanku sepuasnya sampai habis tak tersisa, dan siDinda membayangkan dia meminta bekalku yang katanya enak dengan tenang..
Semua orang dikelas tertawa melihat Mia dan temannya yang kebingunggan. Mereka berkata." Emang enak loh! hahahaha"
" Ahh!! Sial! Kali ini gue emang kalah, tpi lain kali gue ga akan membiarkan kalian membuat gue dan temen temen gue malu didepan kelas!! ayo Riyan!" Ucap Mia menutupi wajahnya.
" Sudah malu masih aja menggangin Riyan, kasian dia ikutan malu gara gara lu! hahaha" Ejek Dinda.
" Sutt.. biarin aja dia udah malu banget tuh hehehe jahat ya kita" Bisikku pada Dinda
" Sekali kali membela diri dan melawan orng jahat apa salahnya?" tanya Dinda
" Ihh kamu sekarang tuh lagi meremehkan atau bisa dibilang tertawa diatas penderitaan orang lain tau!" jelasku
" Iya bu Ustazah" ledek Dinda.
Kami pun pulang, Dinda tidak bisa menginap dirumahku karena ada sepupunya dari singapur mau datang berkunjung kerumahnya, aku jadi sendirian dirumah memikirkan menu apa yang harus dibuat besok walau tak ada daging steak kesukaan Dinda. sebenarnya aku mau bikin masakan kesuaanku dan temanku dulu waktu kecil, memang sederhana sekali, mungkin akan aku campur bahan lain supaya sebih mantap. Aku bahagia sekali bisa terlepas dari jeratan Mia untuk hari ini, mungkin seminggu. setelah itu pasti ada rencana yang akan dia lakukan lagi.
Keesokan harinya Mia dan temannya terpaksa jalan sendiri kekantin, mereka sampai sampai rela membawa sepatu roda untuk kekantin. mereka memang pemalas ckckck.. tapi biarlah mereka lakukan apa yang mereka mau, sekarang kita berdua bisa makan bekal dengan tenang. walau hari ini menunya bukan kesukaan Dinda, tapi Dinda tetap makan dengan lahap.
" Woahh!! enak mpok! kayak masakan restoran! mantap tap tap!!" Puji Dinda dengan mulut yang masih penuh nasi.
" Alhamdulillah deh.. abisin.. gue sengaja bikin banyak kusus buat Dinda tercinta."
" Haha, iya makasih banyak Lun, besok bikin lagi, kalau perlu lu buka restoran biar gue beli tiap hari."
Kami tertawa bersama, tiba tiba datang seseorang dari belakangku, Dinda hampir tersedak melihat orang itu menghampiri bangku yang kami berdua duduki.
" Hai, Culun??" Cowok itu tak tau namaku.
" Enak saja culun, dia Luna!" ucap Dinda Sewot.
" Iya, maaf, Luna.. boleh aku mencicipi masakanmu?" tanya cowok itu.
" Eh, boleh boleh." jawabku dengan muka yang bingung. Sambil melihatnya aku berfikir...Kenapa ada Riyan disini?!! kenapa dia meminta bekalku??!!! dan duduk disebelahku!! karna bekal sederhana ini?!!! ahhh!! ini mimpi??!! ini anehhh!!! waaaaahhhhhhhh!!!....
to be continue
Sabtu, 20 Juli 2013
Lirik lagu 4 Minute Poppins
eeee OK It's 4minute
eeeeo
Get yo big sass on right now
eeee
One more time It's 4minute
eeeeo
Get yo big sass on right now
bujaejung
jeonhwaman 50tong nae sone mabiwa
neomu
apeun nae dutong jogeumssik kkeurheo ollayo
sulman
masimyeon wae geurae ije geuman hae jal jinae
noneunge
geureoke joha ibeonmankeumeun neomeogaji anha
saranghandamyeonseo
nae mam waeiri neon molla
dachigo
dachin nae jajonsimeun eotteokhae
nunmuri
heulleo seulpeun noraeman deureo
na
jeongmal chorahae ne mamdaero hae
Hey
boy Hey boy geogi mul mul johayo?
eojjeomgeuri
nae saenggageun an haeyo
Hey
boy Hey boy noneunge geuri johayo?
gidarineun
saram geokjeongdo an doenayo
geogi
mul joha? mul joha? geureoke joha?
dugobwa
dugo bwa huhoehalgeol
geogi
mul joha? mul joha? yeojaga joha?
jibe
jom deureoga beolsseo saebyeogiya
eoneudeot
siganeun saebyeog2si imi kkeonoheun ne jeonhwagicheoreom
urideurui
sai mideum ttawin imi geodusyeotgetji mwo
tteodeureo
bwatja neoneun mwo jal neomeo gagetji hagetji
malhae
mwohaedeoneun jinjeorina geuman Goodbye
saranghandamyeonseo
nae mam waeiri neon molla
dachigo
dachin nae jajonsimeun eotteokhae
nunmuri
heulleo seulpeun noraeman deureo
na
jeongmal chorahae ne mamdaero hae
Hey
boy Hey boy geogi mul mul johayo?
eojjeomgeuri
nae saenggageun an haeyo
Hey
boy Hey boy noneunge geurijohayo?
gidarineun
saram geokjeongdo an doenayo
geogi
mul joha? mul joha? geureoke joha?
dugo
bwa dugo bwa huhoehalgeol
geogi
mul joha? mul joha? yeojaga joha?
jibe
jom deureoga beolsseo saebyeogiya
seulpeujanha
neo ttaeme himdeuljanha a~
eeee
OK It's 4minute
eeeeo
Get yo big sass on right now
eeee
One more time It's 4minute
eeeeo
Get yo big sass on right now
Terjemahan Indonesia
Eh
eh eh eh OK It’s 4minute
Eh eh eh eh oh get yo big sass on right now
Eh eh eh eh One more time It’s 4minute
Eh eh eh eh oh get yo big sass on right now
Eh eh eh eh oh get yo big sass on right now
Eh eh eh eh One more time It’s 4minute
Eh eh eh eh oh get yo big sass on right now
Aku memiliki 50 panggilan tak terjawab, tanganku ini hendak jatuh
Kepalaku sakit begitu banyak dan mendapat sedikit panas
Mengapa kau melakukan ini setiap kali kau minum? Cukup berhenti sekarang
Apakah kamu suka berpesta yang banyak? Aku tidak akan membiarkan ini pergi
Kau bilang kau mencintaiku tapi kenapa kau tidak tahu hatiku?
Apa yang harus kulakukan dengan bangga sakit hati saya?
Air mata mengalir dan aku hanya mendengarkan lagu sedih
Aku merasa sedih, hanya melakukan apa pun yang kau inginkan
Hey Hey boy anak itu poppin 'sana?
Bagaimana kau bisa tidak berpikir tentang aku?
Hey Hey boy boy kau suka berpesta yang banyak?
Bukankah Kau bahkan khawatir tentang orang yang menunggumu?
Apakah poppin 'disana? Apakah poppin '? Apakah itu bagus?
Hanya menonton, hanya menonton, kau akan menyesal
Apakah poppin 'disana? Apakah poppin '? Apakah kau menyukai gadis-gadis?
Pulang sekarang, itu sudah lewat tengah malam
Waktu ini 02:00 dan seperti ponsel yang sudah dimatikan
Kau mungkin menyisihkan kepercayaan dalam hubungan kita
Bahkan jika aku mengatakan ini, kau hanya akan mencoba untuk membiarkan ini berlalu
Apa gunanya? Aku terlalu kesal, itu selamat tinggal sekarang
Kau bilang kau mencintaiku tapi kenapa kau tidak tahu hatiku?
Apa yang saya lakukan dengan bangga sakit hati ku?
Air mata mengalir dan aku hanya mendengarkan lagu sedih
Aku merasa sedih, hanya melakukan apapun yang kau inginkan
Hey Hey boy anak itu poppin 'disana?
Bagaimana kau bisa tidak berpikir tentang aku?
Hey Hey boy boy kau suka berpesta yang banyak?
Bukankah Kau bahkan khawatir tentang orang yang menunggumu?
Apakah poppin 'disana? Apakah poppin '? Apakah itu bagus?
Hanya menonton, hanya menonton, kau akan menyesal
Apakah poppin 'disana? Apakah poppin '? Apakah kau menyukai gadis-gadis?
Pulang sekarang, itu sudah lewat tengah malam
Aku sedih, aku kesakitan karena kau
Eh eh eh eh oh get yo big sass on right now
Eh eh eh eh One more time It’s 4minute
Langganan:
Postingan (Atom)