Pertemuan pertama
" Luna!!kamu sudah siap belum?? ibu udah siapin sarapan kamu cepat turun!" teriak ibuku dari ruang makan.
" Iya bu, aku lagi mau turun!" jawabku sambil berlari menuju tangga turun.
" Hari ini ibu yang akan mengantar kamu."
" Apa ibu bercanda? aku tidak mau, aku kan sudah punya sepeda, aku mau naik sepeda saja."
" Apa kamu yakin? ibu ga mau kamu jatuh lagi Luna sayang."
" Terima kasih ibu udah perhatian sama Luna, tapi Luna mau berangkat sendiri aja bu, itu kan hanya kecelakaan kecil saja, aku ga sengaja menabrak pohon jambu itu"
" Baiklah kalau kamu ga mau, tapi janji sama ibu kalau kamu harus hati hati ya!"
" Oke bu, Luna janji bakalan hati hati mengendarai sepedanya."
Setelah sarapan aku berangkat dengan sepeda baruku, sepeda lamaku hancur karena kecelakaan kecil kemarin, sebenarnya aku berbohong pada ibu, aku jatuh bukan karena kesalahanku, tetapi karena teman teman sekelasku, mereka memang sangat suka menggangguku.. tapi, sudahlah aku tidak ingin membahas mereka..
Aku bersekolah diSMA Harapan Indonesia, sekolah swasta elit yang dipenuhi orang orang kaya cantik dan tampan, terkecuali aku, "Luna Maulida Saputri" aku memang berpenampilan culun, dengan baju rapih dan kacamata besar dimataku.. tapi kan sebenarnya namaku itu bagus "Luna" tapi teman temanku memanggilku Culun otak teri, padahal aku ini tidak bodoh, aku memang tidak bisa pelajaran komputer, tetapi aku bisa pelajaran yang lain.. tapi mereka tetap saja memanggilku dengan sebutan itu.
Hari ini ada yang aneh, semua murit perempuan berlarian menuju gerbang sekolah, aku pun penasaran sebenarnya siapa yang mereka lihat itu. Baru aku pengen mengintip, tiba tiba bel berbunyi, seluruh murit pun lari menuju kelas masing masing. Aku duduk dan langsung menyiapkan buku pelajaran. Tidak lama kemudian, bu guru datang dengan seorang siswa baru, semua anak perempuan dikelasku berteriak tidak karuan..
"ohh.. ternyata itu anak barunya, memang tampan, tapi tak setampan Siwon" Ucapku sendiri
" Lu ga tau? dia itu keponakan pemilik perusahaan YSB diIndonesia, itu loh yang terkenal banget itu, dia tampan dan juga kaya, siapa yang tak mau??" sambar teman sebangku ku Dinda.
" Begitu terkenalkah dia??" kataku dalam hati sambil melihatnya memasuki ruang kelas.
Dia memang tampan dan juga kaya, semua anak perempuan dan guru guru membanggakannya, mungkin aku tak akan bisa berteman dengannya, berteman dengan Dinda aja sudah bersyukur apa lagi berteman dengan dia yang begitu terkenal.
" Anak anak kita kedatangan anak baru! Riyan, silahkan kamu perkenalkan dirimu."
" Terima kasih bu, Hai teman teman!."
" Haii juga tampan <3 <3 " ucap Mia dengan posisi menggoda.
" Haha #tertawakecil, terima kasih, perkenalkan namaku Riyan Saputra. panggil saja Riyan, aku tinggal didaerah jakarta timur, mohon bantuannya!" Riyan memperkenalkan diri dengan santun.
" Hmm Riyan, boleh aku bertanya??" tanya Mia, masih dengan posisi menggodanya.
" Boleh saja." jawab Riyan dengan seyuman.
" Boleh aku tau nomor mu? alamat jelas rumahmu? dan juga golongan darahmu??"
" Haha #tertawakecil, terima kasih, perkenalkan namaku Riyan Saputra. panggil saja Riyan, aku tinggal didaerah jakarta timur, mohon bantuannya!" Riyan memperkenalkan diri dengan santun.
" Hmm Riyan, boleh aku bertanya??" tanya Mia, masih dengan posisi menggodanya.
" Boleh saja." jawab Riyan dengan seyuman.
" Boleh aku tau nomor mu? alamat jelas rumahmu? dan juga golongan darahmu??"
" Maaf mungkin itu tidak perlu saya jawab." Jawab Riyan masih dengan seyumnya yang manis
" Ih, ganteng ganteng pelit banget.." Bisik Mia kesal. #Semua murit sesisi kelas menertawakan Mia
" Makanya Mia, jadi cewek jangan kecentilan!! hahahaha!" Ejek Adit dan tertawa bersama yg lainnya.
" Makanya Mia, jadi cewek jangan kecentilan!! hahahaha!" Ejek Adit dan tertawa bersama yg lainnya.
" Sudah sudah, sekarang kamu duduk disebelah Adit." Ucap bu guru dan mempersilahkan Riyan.
" Terimakasih bu."
Kami pun mengikuti pelajaran seperti biasa.. mungkin hanya aku dan Dinda~ yang lain sibuk nanyain dan ngeliatin siRiyan dan memanggilnya pangeran Riyan -_-
" Lu ga ikutan mereka Din? katanya Riyan ganteng banget~" Ejekku pada Dinda
" Engga ah! gue ga selebay itu Lun, mereka kan cewek cewek kecentilan kalau gue kan alim." balas Dinda mengebas rambutnya.
" Apaan alim? lu aja ga pke kerudung!" kataku sambil menyubit pipi si Dinda
" Ihh! sakit tau!" Dinda kesakitan. kami pun tertawa bersama
bel istirahat akhirnya berbuyi, semua siswa berteriak bahagia, kecuali aku.. aku paling takut yang namanya istirahat. kenapa? karena saat istirahatlah aku menguji kesabaran, dimana gengnya si Mia melakukan segala cara untuk buat aku sengsara.
" Eh culun! beliin gue dan pangeran jus! nih duitnya! lu jngan korupsi ya! gue tau dibelakang lo ngambil kembalian gue kan??!!!" Teriak Mia tepat didepan kupingku.
Aku hanya terdiam...
" Eh lo budek ya?! gue tau lu ngambil duit gue kemaren kan cewek culun!! gue sebenernya ga tau kalau lo itu miskin atau sederhana, tapi ga usah ngambil duit gue! cuma gara gara mami lo ga ngasih uang jajan anak culunnya ini!!" tambah Mia dengan kata kata yang makin tajam
" Kamu boleh ngatain aku, kamu boleh ngerjain aku, tapi ga usah bawa bawa nama ibu gue!!" belaku dgn berani
" Eh culun! udah berani ya bentak gue! udah berani ya ngomong "gue" ya?! udah berani?!!"
Rasanya aku tuh mau jambak rambutnya, robek robek bajunya, makein wig banyak kutunya... eghhhh!!! benci banget deh..
" Mau beli apa?" tanyaku halus
" Jus, dua buat pangeran Riyan juga. lo jangan ngambil kembalian!"
" hufff... iya, engga lagi."
Aku pun pergi kekantin ditemani Dinda, kami mengobrol gimana biar siMia ga nuduh dia ngambil kembalian. padahalkan memang harga dikantin sudah naik. tetapi Mia tidak percaya.
" Lun, yang sabar ya, gue tau lu pasti sakit hati banget." ucap Dinda mengelus lenganku
" Lu emang temen yang baik Din, gue beruntung punya temen kayak lu." jawabku dgn senyuman
" Gue gitu lohhh... eh kyknya gue tau nih cara agar si nenek centik percaya sama lu kalau harganya naik!" Dinda memberitahu rencananya padaku. rencananya lumanyan, semoga aja Mia percaya.
" Makasih Din! ide cermelang! lu pinter banget suwer dah!" pujiku ke Dinda
" Sama sama sob!"
" Ngomong ngomong kalau gue bonyok digebukin sama gengnya siMia. bilang ya ke ibu Yumna, kalau gue ga bisa jdi anak PMR yang patuh lagi." ucapku melas
" Ya ampun, pesan terakhir.. serem amat >.<"
" Tapi bener loh,,"
" Lu ga akan bonyok Lun, kan ada gue, sianak karate."
" O iya, sampe gue lupa kalau sahabat gue anak karate. bantuin gue ya.."
" So pasti Lun."
to be continue...
bycreatif @nurasmaazkiya
Kami pun mengikuti pelajaran seperti biasa.. mungkin hanya aku dan Dinda~ yang lain sibuk nanyain dan ngeliatin siRiyan dan memanggilnya pangeran Riyan -_-
" Lu ga ikutan mereka Din? katanya Riyan ganteng banget~" Ejekku pada Dinda
" Engga ah! gue ga selebay itu Lun, mereka kan cewek cewek kecentilan kalau gue kan alim." balas Dinda mengebas rambutnya.
" Apaan alim? lu aja ga pke kerudung!" kataku sambil menyubit pipi si Dinda
" Ihh! sakit tau!" Dinda kesakitan. kami pun tertawa bersama
bel istirahat akhirnya berbuyi, semua siswa berteriak bahagia, kecuali aku.. aku paling takut yang namanya istirahat. kenapa? karena saat istirahatlah aku menguji kesabaran, dimana gengnya si Mia melakukan segala cara untuk buat aku sengsara.
" Eh culun! beliin gue dan pangeran jus! nih duitnya! lu jngan korupsi ya! gue tau dibelakang lo ngambil kembalian gue kan??!!!" Teriak Mia tepat didepan kupingku.
Aku hanya terdiam...
" Eh lo budek ya?! gue tau lu ngambil duit gue kemaren kan cewek culun!! gue sebenernya ga tau kalau lo itu miskin atau sederhana, tapi ga usah ngambil duit gue! cuma gara gara mami lo ga ngasih uang jajan anak culunnya ini!!" tambah Mia dengan kata kata yang makin tajam
" Kamu boleh ngatain aku, kamu boleh ngerjain aku, tapi ga usah bawa bawa nama ibu gue!!" belaku dgn berani
" Eh culun! udah berani ya bentak gue! udah berani ya ngomong "gue" ya?! udah berani?!!"
Rasanya aku tuh mau jambak rambutnya, robek robek bajunya, makein wig banyak kutunya... eghhhh!!! benci banget deh..
" Mau beli apa?" tanyaku halus
" Jus, dua buat pangeran Riyan juga. lo jangan ngambil kembalian!"
" hufff... iya, engga lagi."
Aku pun pergi kekantin ditemani Dinda, kami mengobrol gimana biar siMia ga nuduh dia ngambil kembalian. padahalkan memang harga dikantin sudah naik. tetapi Mia tidak percaya.
" Lun, yang sabar ya, gue tau lu pasti sakit hati banget." ucap Dinda mengelus lenganku
" Lu emang temen yang baik Din, gue beruntung punya temen kayak lu." jawabku dgn senyuman
" Gue gitu lohhh... eh kyknya gue tau nih cara agar si nenek centik percaya sama lu kalau harganya naik!" Dinda memberitahu rencananya padaku. rencananya lumanyan, semoga aja Mia percaya.
" Makasih Din! ide cermelang! lu pinter banget suwer dah!" pujiku ke Dinda
" Sama sama sob!"
" Ngomong ngomong kalau gue bonyok digebukin sama gengnya siMia. bilang ya ke ibu Yumna, kalau gue ga bisa jdi anak PMR yang patuh lagi." ucapku melas
" Ya ampun, pesan terakhir.. serem amat >.<"
" Tapi bener loh,,"
" Lu ga akan bonyok Lun, kan ada gue, sianak karate."
" O iya, sampe gue lupa kalau sahabat gue anak karate. bantuin gue ya.."
" So pasti Lun."
to be continue...
bycreatif @nurasmaazkiya
SI LUNA JAHAT!!!!
BalasHapusSuka ngambil kembalian orang!!
Luna ga jahat..
Hapusliat yang bagian duanya deh :)
http://nurasmaazkiya.blogspot.com/2013/07/in-school-health-unit-rencana-super.html